Tahapan Perkembangan Musik Nusantara
Tahapan perkembangan/sejarah musik Nusantara
Tahapan perkembangan musik Nusantara tidak bisa di samakan dengan tahapan perkembangan musik Barat. Musik Barat yang berkembang di Eropa dan Amerika memiliki tahapan-tahapan zaman musik berdasar atas pengembangan teknik komposisi dan cara memainkan musik, hal ini berbeda dengan tahapan musik yang ada di Indonesia.
Musik di Nusantara banyak dipengaruhi oleh aspek kepercayaan dan kontak budaya dengan budaya lain. Hal ini bisa kita cermati pada bentuk musik dangdut dan keroncong yang hadir atas akulturasi musik budaya luar dengan budaya Indonesia. Begitu pula pada pemakaian alat musik yang ragamnya sering identik dengan ragam alat musik di negara lain.
Tahapan perkembangan musik Nusantara meliputi
Masa sebelum Hindu Budha
Pada masa ini kepercayaan animisme dan dinamisme berkembang di Nusantar sehingga musik berfungsi sebagai sarana ritual dan penyembahan alam ataupun roh nenek moyang. Kesan spiritual dan mistik sangat kental dalam budaya musik pada masa itu, musik dipakai sebagai sarana komunikasi yang efektif dengan alam lain.
Bunyi-bunyian dihasilkan dari suara manusia, tepukan badan atau tangan serta alatamusik. Alat musik yang hadir pada masa ini terbuat dari kayu dan kulit binatang, karena alam sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa alat musik tetabuhan yang berbahan kulit merupakan ragam alat musik tertua di Nusantara. Kita masih bisa mendapatkan ragam alat musik kendang, tifa sebagai ragam alat musik yang lahir dari kebudayaan lama.
Masa Hindu Budha/Musik India
Masuknya Hindu dan Budha ke Nusantara tidak cuma berdampak pada pergeseran nilai spiritualitas namun juga berdampak pada aspek budaya musik. Perkembangan musik bisa kita lihat pada pemakaian logam sebagai materi pembentukan alat musik. Pada masa ini hadir beragam lonceng, Simbal dan gamelan. Begitu pula tangganada yang khas pelog dan slendro (pentatonis)hadir, sebagaimana kita mengenal musik dan tangganada India namun dalam wujud yang lebih sederhana.
Musik berkembang dikalangan para bangsawan dan kerajaan. Perkembangan kerajaan Hindu Budha di Nusantara menjadikan alat musik dipakai sebagai sarana kenegaraan dan hiburan di istana. Hal ini menjadikan musik tak hanya berfungsi sebagai ritual keagamaan saja.
Masa Pengaruh Islam/musik Arab
Masuknya Islam di Nusantara di bawa oleh kaum pedang dari Arab. Selain urusan dagang dan syiar, bangsa Arab juga membawa kebudayaan musik, hal ini berdampak pada hadirnya ragam nyanyian dan alat musik Arab. Gaya musik arabes masuk dilingkungan musik lokal sehingga kita mengenal musik kasidah dan orkes gambus.
Alat musik rebana dan gambus mulai masuk di Nusantara dan mewarnai khasanah musik Indonesia. Di Nusantara muncul tangganada khas arabes yg mirip dengan tangganada minor musik barat. Nuansa minor juga hadir di lagu-lagu riang dan bukan sedih. Teknik suara khas adzan juga mewarnai musik Nusantara, begitu juga di lagu-lagu rakyat khas Melayu, sebuah teknik yang susah dituliskan dalam notasi musik barat.
Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Eropa ke tanah Nusantara diawali dengan datangnya bangsa Portugis di Nusantara. Mereka membawa kebudayaan musik dan alat musik barat yang banyak kita kenal dan mainkan sampai saat ini. Proses akulturasi budaya nampak pada jenis musik Keroncong yang memadupadankan musik Moresco (Portugis) dan Idiom musik Nusantara.
Penjajahan Belanda selama 350 tahun tentu saja berdampak besar pada musik Nusantara. Solmisasi dengan menggunakan notasi angka merupakan warisan dari mereka. Para misionaris Kristen juga banyak mengajar pianis, organis dan nyanyian Kristen kepada umat di gereja. Peninggalan budaya musik Belanda juga bisa kita dapatkan di gereja-gereja Protestan wujudnya berupa alat musik seperti piano atau organ pipa serta buku-buku lagu kristen yang banyak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Gereja menjadi pintu masuk pesatnya perkembangan musik barat di Indonesia. Lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng adalah salah satu nyanyian Belanda yang menggambarkan kerinduan orang Belanda akan makanan Indonesia.
Masa Perjuangan
Banyak musisi Nusantara yang belajar musik barat, pada masa ini musik dijadikan media perjuangan. Musik yang awalnya dibawa bangsa penjajah kini difungsikan sebagai sarana perlawanan kepada penjajah. Lagu yang diciptakan mampu mempersatukan dan memompa semangat juang rakyat untuk terbebas dari penjajahan. Semangat Nasionalisme dan patriotisme banyak dijadikan tema lagu perjuangan.
Tokoh musik dan lagu pada masa Perjuangan seperti
Tahapan perkembangan musik Nusantara tidak bisa di samakan dengan tahapan perkembangan musik Barat. Musik Barat yang berkembang di Eropa dan Amerika memiliki tahapan-tahapan zaman musik berdasar atas pengembangan teknik komposisi dan cara memainkan musik, hal ini berbeda dengan tahapan musik yang ada di Indonesia.
Musik di Nusantara banyak dipengaruhi oleh aspek kepercayaan dan kontak budaya dengan budaya lain. Hal ini bisa kita cermati pada bentuk musik dangdut dan keroncong yang hadir atas akulturasi musik budaya luar dengan budaya Indonesia. Begitu pula pada pemakaian alat musik yang ragamnya sering identik dengan ragam alat musik di negara lain.
Tahapan perkembangan musik Nusantara meliputi
Masa sebelum Hindu Budha
Pada masa ini kepercayaan animisme dan dinamisme berkembang di Nusantar sehingga musik berfungsi sebagai sarana ritual dan penyembahan alam ataupun roh nenek moyang. Kesan spiritual dan mistik sangat kental dalam budaya musik pada masa itu, musik dipakai sebagai sarana komunikasi yang efektif dengan alam lain.
Bunyi-bunyian dihasilkan dari suara manusia, tepukan badan atau tangan serta alatamusik. Alat musik yang hadir pada masa ini terbuat dari kayu dan kulit binatang, karena alam sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa alat musik tetabuhan yang berbahan kulit merupakan ragam alat musik tertua di Nusantara. Kita masih bisa mendapatkan ragam alat musik kendang, tifa sebagai ragam alat musik yang lahir dari kebudayaan lama.
Masa Hindu Budha/Musik India
Masuknya Hindu dan Budha ke Nusantara tidak cuma berdampak pada pergeseran nilai spiritualitas namun juga berdampak pada aspek budaya musik. Perkembangan musik bisa kita lihat pada pemakaian logam sebagai materi pembentukan alat musik. Pada masa ini hadir beragam lonceng, Simbal dan gamelan. Begitu pula tangganada yang khas pelog dan slendro (pentatonis)hadir, sebagaimana kita mengenal musik dan tangganada India namun dalam wujud yang lebih sederhana.
Musik berkembang dikalangan para bangsawan dan kerajaan. Perkembangan kerajaan Hindu Budha di Nusantara menjadikan alat musik dipakai sebagai sarana kenegaraan dan hiburan di istana. Hal ini menjadikan musik tak hanya berfungsi sebagai ritual keagamaan saja.
Masa Pengaruh Islam/musik Arab
Masuknya Islam di Nusantara di bawa oleh kaum pedang dari Arab. Selain urusan dagang dan syiar, bangsa Arab juga membawa kebudayaan musik, hal ini berdampak pada hadirnya ragam nyanyian dan alat musik Arab. Gaya musik arabes masuk dilingkungan musik lokal sehingga kita mengenal musik kasidah dan orkes gambus.
Alat musik rebana dan gambus mulai masuk di Nusantara dan mewarnai khasanah musik Indonesia. Di Nusantara muncul tangganada khas arabes yg mirip dengan tangganada minor musik barat. Nuansa minor juga hadir di lagu-lagu riang dan bukan sedih. Teknik suara khas adzan juga mewarnai musik Nusantara, begitu juga di lagu-lagu rakyat khas Melayu, sebuah teknik yang susah dituliskan dalam notasi musik barat.
Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Eropa ke tanah Nusantara diawali dengan datangnya bangsa Portugis di Nusantara. Mereka membawa kebudayaan musik dan alat musik barat yang banyak kita kenal dan mainkan sampai saat ini. Proses akulturasi budaya nampak pada jenis musik Keroncong yang memadupadankan musik Moresco (Portugis) dan Idiom musik Nusantara.
Penjajahan Belanda selama 350 tahun tentu saja berdampak besar pada musik Nusantara. Solmisasi dengan menggunakan notasi angka merupakan warisan dari mereka. Para misionaris Kristen juga banyak mengajar pianis, organis dan nyanyian Kristen kepada umat di gereja. Peninggalan budaya musik Belanda juga bisa kita dapatkan di gereja-gereja Protestan wujudnya berupa alat musik seperti piano atau organ pipa serta buku-buku lagu kristen yang banyak diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Gereja menjadi pintu masuk pesatnya perkembangan musik barat di Indonesia. Lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng adalah salah satu nyanyian Belanda yang menggambarkan kerinduan orang Belanda akan makanan Indonesia.
Masa Perjuangan
Banyak musisi Nusantara yang belajar musik barat, pada masa ini musik dijadikan media perjuangan. Musik yang awalnya dibawa bangsa penjajah kini difungsikan sebagai sarana perlawanan kepada penjajah. Lagu yang diciptakan mampu mempersatukan dan memompa semangat juang rakyat untuk terbebas dari penjajahan. Semangat Nasionalisme dan patriotisme banyak dijadikan tema lagu perjuangan.
Tokoh musik dan lagu pada masa Perjuangan seperti
- W.R Supratman mencipta lagu Indonesia Raya, Di Timur Matahari, Ibu Kita Kartini, Pahlawan Merdeka.
- Kusbini mencipta lagu Bagimu Negeri, Padi Menguning
- Cornel Simanjuntak mencipta lagu Maju Tak Gentar, Pada Pahlawan, Bungaku, Tanah Tumpah Darahku, Indonesia Tetap Merdeka, Indonesia Maju, Maju Tak Gentar, Pada Pahlawan
- Ismail Marzuki mencipta lagu Rayuan Pulau Kelapa, Gugur Bunga, Indonesia Pusaka,
- Ibu Soed/Saridjah Niung Bintang Soedibjo mencipta lagu Berkibarlah benderaku, Bendera Merah Putih, Desaku, Himne Kemerdekaan
- Liberty Manik mencipta lagu Satu Nusa Satu Bangsa,
- Alfred Simanjuntak mencipta lagu Bangun Pemudi Pemuda, Indonesia Bersatulah
- Binsar Sitompul mencipta lagu Bhineka Tunggal Ika
- R Soerardjo mencipta lagu Dari Sabang Sampai Merauke,
- Hesein Mutahar mencipta lagu Dirgahayu Indonesia, Hari Merdeka, Syukur, Terimakasih kepada Pahlawanku
- E.L Pohan mencipta lagu Tanah Air Indonesia
- Sudhartono mencipta lagu Garuda Pancasila
- Truno Prawit mencipta lagu Mengheningkan Cipta
Tulisan dan karya mereka begitu menginspirasi bangsa ini, memupuk semangat Nasionalisme dan patriotisme bangsa. Begitu juga pada masa kemerdekaan musik-musik jenis ini masih lantang digemakan diseluruh pelosok negeri. Namun sayang eksistensinya memudar di era sekarang ini, kalah dengan ragam musik pop ringan yang semata-mata bertujuan komersiil dan intertain semata.
Masa Kini
Di Era Orde Lama kita mengenal Rock Psikedelik, di Era 70an kita bisa mendengar lagu Bujangan, Mua-mudi yang di bawakan oleh Koes Plus, di tahun 80an musik Pop Kreatif semakin maju melesat. Dunia Industri musik mulai berkembang di Indonesia. Media Radio dan televisi menjadi ujung tombak pemasaran musik, sehingga musik banyak dikenal oleh semua kalangan. tokoh musik sekarang kita bisa lihat seperti Agnes Mo, Afgan, Raisa, Tulus, bahkan ada Slank Band, Dewa Band. Para Arranger seperti Erwin Gutawa, Andi Rianto, Aminoto Kosin, Ony n Friends, Vicky Sianipar. Begitu banyak musisi yang merambah musik Indonesia.
Bagi yang mau belajar musik terdapat Yamaha Music, Elfa Music, Purwacaraka Music dan masih banyak sekolah musik yang menjamur di negeri ini. Jaringan Internet sangat memanjakan penikmat musik, kita bisa memilih musik yang kita suka tanpa ada batasnya. untuk belajar musik juga sangat mudah sekali, tinggal browsing tutorial musik pasti dapat. semua tergantung minat dan keinginan yang kuat. setiap orang pasti bisa belajar musik.
Di masa Kini teknologi sangat mempengaruhi musik, orang bisa kapan saja dan dimana saja bisa menikmati musik. Para musisi juga terbantu dengan teknologi, bermodal komputer dan microfon recorder serta jiwa seni seorang musisi bisa membuat karyanya sendiri. Beragam software musik bermunculan seperti FL Studio, Sibelius, Finale, Sony Acid dan beberapa yang lainnya. Software ini sangat membantu musisi baik untuk scoring, arransemen, orkestrasi maupun recording.
Komentar
Posting Komentar