Sorak-sorai yang meruntuhkan Yerikho


Makna sorak-sorai umat Israel
Didalam kitab Yosua 6, kita menemukan naskah yang berisi cerita yang sangat luar biasa. Sebuah kisah tentang karya penyelamatan dan pemenangan Allah terhadap bangsa Israel dengan diawali dengan perintah atau firman.  Allah yang bekerja dan berkarya tak berhenti dari dulu dan sampai saat ini. Anugrah dan keselamatan yang dari padaNya tercurah bagi semua bangsa.
Dari kisah runtuhnya tembok Yerikho memberikan kita gambaran akan kuasa dan keberpihakan Allah kepada umat pilihanNya. Umat yang dipilih untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Dari kisah tersebut kita belajar banyak hal.
1.     Padamulanya adalah firman
Nats Yosua 6 diawali dengan Yerikho dan kotanya telah tertutup pintunya, tidak ada orang yang keluar masuk kota. Hal mustahil untuk umat Israel masuk ke kota jika bukan diawali dari firman atau perintah Allah. Dari Kitab Yosua 6:2, Allah berfirman bahwa akan menyerahkan Yerikho beserta raja dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. Firman Tuhan menjadi panduan untuk umat bertindak dan bersikap. FirmanNya bukanlah sebuah himbauan melainkan perintah yang harus dikerjakan.
PerintahNya bukan sekedar undang-undang, tetapi hukum yang ditetapkan serta memiliki kekuatan mengikat dan harus dilakukan. Penaklukan tembok Yerikho merupakan bagian dari kepatuhan umat akan firman Tuhan. FirmanNya memberi legitimasi kuasa kepada Israel atas tanah Yerikho, penduduknya, kota dan setiap yang ada didalamnya. Setiap pribadi yang melakukan perintah Tuhan adalah mereka yang menyenangkan hatiNya. Umat diajar untuk melakukan firman, bukan atas kehendak, kebenaran dan tafsiran sendiri melainkan berdasar atas kebenaran firman Tuhan.  
2.     Tidak lari dari masalah yang menghadang
Setiap kita memiliki masalah dalam kehidupan kita, namun apa yang kita percayai menjadikan kita maju atau mundur. Setiap manusia digerakkan oleh tujuan. Saat pengintaian membuat bangsa ini ragu namun oleh iman Yosua dan Kaleb bangsa ini tetap melangkah maju. Saat terhalang tembok Yerikho umat Tuhan tidak lari dari kenyataan.
Tujuan yang Tuhan taruhkan didalam setiap pribadi sepatutya menjadi pedoman didalam bertindak. Tuhan tidak mengajari kita lari dari masalah. Tembok yang besar bukanlah sebuah persoalan untuk setiap kita bisa maju dalam kemenangan. Banyak hal yang bisa membuat kita mundur, namun tak sepatutnya kita mundur.
3.     Berkeliling dalam barisan
Allah berfirman memberikan gambaran yang harus dikerjakan umat. Firman menjadi pedoman hidup bangsa yang diperkenan oleh Allah. Allah berfirman untuk berada dalam barisan dan mengelilingi tembok.
Kata berkeliling atau mengelilingi sangat relevan ketika kita melihat tentang gambaran surga yang dikelilingi oleh para malaikat dan penyanyi sorgawi. Bangsa Israel sepatutnya mengerti bahwa Allah berkuasa atas tanah Kanaan dan segala isinya dan bukan kaum yang ada didalamnya. Berkeliling sebanyak tujuh kali, dengan tujuh imam membawa sangkakala dengan tabut didepan. Angka tujuh adalah angka yang identik dengan kesempurnaan, angka yang dianggap angka sakral dalam umat israel dan kristen saat ini.
 Saat umat mengelilingi tembok Yerikho laksana mengelilingi tahta Allah yang maha tinggi. Pengelilingan tembok laksana suasana surga yang hendak dibangun oleh bangsa Israel. Suasana yang penuh dengan hadirat Tuhan, penuh dengan pujian (meskipun Instrumentalia), penuh dengan pengagungan. Simbol ke Ilahian dimunculkan dengan angka Tujuh kali, sabagaimana kita jumpai pada hal pengampunan yang diajarkan Yesus.
4.     Bersorak sebelum menang
Sebuah tindakan iman ini dilakukan dalam sebuah ritual yang susah dipahami oleh umat, sebuah tindakan di luar nalar manusia saat tembok yang begitu kuat dihadapi dengan baris-berbaris, meniup sangkakala mengelilingi tembok selama tujuh hari dan diakhiri dengan sorakan. Pertanyaan yang membuat keraguan pasti hadir dikalangan umat. Bagaimana meruntuhkan tembok besar bukan dengan palu atau batu atau mendobrak dengan kayu. Seakan tak ada usaha untuk meruntuhkan tembok itu. Tidak ada usaha keras dari umat israel namun iman besar ditumbuhkan.
Dunia mengajarkan kira untuk bersorak saat menang, namun nats kisah tersebut berbicara lain. Bersorak sebelum menang dan berperang. Bersorak dengan nyaring sebelum menang adalah refleksi iman yang besar bukan usaha yang besar. Iman yang besar percaya akan kemustahilan tetapi usaha yang besar bergantung pada batas kekuatan.  Iman yang besar percaya pada kekuatan Allah, usaha yang besar percaya pada kekuatan diri sendiri. Dari kisah dalam kitab Yosua kita menemukan nats yang mendukung di dalam Ibrani 11:30.
 “Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya” (Ibrani 11:30).

5.     Karya umat Allah
Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Umat Allah diajak untuk melakukan perintah Allah tanpa ragu akan penyertaan dan kuasaNya. Baris-berbaris yang ditata, mengelilingi tembok yang besar, bersorak sebelum menang adalah karya umat bagi tercurahnya kuasa Illahi. Umat Allah diajar untuk mengimani apa yang Tuhan mau kerjakan, meski umat tidak mengerti apa yang akan Tuhan kerjakan.
Saat tembok Yerikho runtuh umat melangkah maju, membersihkan kota dari kenajisan dan berusaha tetap berpegang pada perintah Tuhan. Karya umat tak hanya berbicara mengenai hal fisik-fisik ritus namun juga berperihal hal yang tek terlihat. Kesucian, ketaatan dan meninggalkan kenajisan hal yang diharapkan dari umat Tuhan.
Karya umat Allah adalah melaksanakan tugas dan panggilan yang ditaruhkan didalam misi penciptaan. Dengan menjaga kesucian hidup umat menjadi terang bagi dunia. Sama seperti tugas gereja yang mewartakan kabar baik bagi dunia. Berkaryalah dengan kesungguhan bukan dengan kesetengah hatian.
Kesimpulan
Dari kisah ini kita bisa mereflesikan diri bagi umat Tuhan dimasa kini. Umat diajar untuk tidak takut dan lari karena iman yang benar terhadap firman dan kuasa Allah memampukan umat bekerja dengan benar bagi pewartaan kabar bahagia. Jangan takut dan jangan gentar Tuhan mu Maha Besar dan berkuasa atas semua yang ada didunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik, Chord, Notasi Angka Lagu Sekolah Minggu Bapa Abraham